
Desintha Dwi Asriani
Direktur Eksekutif
Desintha Dwi Asriani adalah Peneliti sekaligus Direktur Eksekutif SRI INSTITUTE. Desintha juga merupakan dosen di Departemen Sosiologi Universitas Gadjah Mada. Perhatian utamanya adalah masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas, politik gender, politik tubuh dan agensi perempuan/anak perempuan. Desintha memiliki pengalaman bekerja di proyek konsultasi dan penelitian tentang isu-isu gender seperti studi tentang Feminis dan Perspektif Gender Pada Kerja Masa Depan yang didanai oleh FES Indonesia pada tahun 2019. Di bidang isu-isu gender dan anak perempuan, disertasinya secara khusus berfokus pada diskursus remaja perempuan di Indonesia dengan studi kasus mengangkat isu pengalaman kehamilan di luar nikah pada remaja dan kekerasan seksual. Desintha juga merupakan salah satu penyusun Background Studi Kelompok Pemuda dan Remaja untuk RPJMN Indonesia tahun 2014-2019.

Herni Ramdlaningrum
Anggota
Herni Ramdlaningrum adalah Peneliti sekaligus anggota SRI INSTITUTE dan memperoleh gelar master dalam Kebijakan Publik dari The Australian National University (ANU). Saat ini, Herni juga berkiprah di PRAKARSA sebagai program manajer. Herni memiliki pengalaman dalam pengembangan kebijakan fiskal, kebijakan sosial dan pembangunan berkelanjutan. Sebagian besar karyanya saat ini mengeksplorasi desain kebijakan dan dampak kebijakan terhadap kesetaraan dan kesejahteraan. Herni memimpin sejumlah penelitian sejak tahun 2012 hingga saat ini di sejumlah bidang termasuk kebijakan sosial, kesetaraan gender, kesehatan, ketenagakerjaan, perpajakan dan keadilan fiskal serta pembangunan berkelanjutan. Pada Presidensi G20 2022 di Indonesia, Herni terlibat aktif sebagai Co-Chair C20. Dalam konteks jaringan, Herni adalah bagian dari Tax and Gender Working Group Asia dan terlibat dalam beberapa koalisi nasional dan internasional seperti koalisi Kerja Layak Nasional, Koalisi untuk Masyarakat Peduli Lansia (KuMPUL) Koalisi CSO untuk Jaminan Sosial, dan Koalisi Pajak Berkeadilan Asia (TAFJA).

Dati Fatimah
Anggota
Dati Fatimah adalah Peneliti sekaligus anggota SRI INSTITUTE. Dati memiliki pengalaman bekerja pada isu pembangunan selama 24 tahun, termasuk 15 tahun pengalaman sebagai konsultan gender untuk berbagai NGO, organisasi pembangunan atau donor, serta lembaga pemerintah. Dati telah memberikan layanan sebagai konsultan untuk badan-badan PBB termasuk UN Women, UNFPA dan UNDP, serta proyek/ mitra pembangunan seperti MCAI, Setapak-The Asia Foundation, Plan International, Oxfam, Frederich Ebert Stiftung (FES), MFP4, Rainforest Foundation Norway, Kehati dan Kalfor. Dati juga melakukan kajian gender dalam rantai nilai berbagai komoditas untuk project TPSA-Kedutaan Besar Canada, Oxfam dan GIZ. Selain itu, Dati telah mendukung pengarusutamaan gender dalam kebijakan dan penganggaran pemerintah seperti untuk Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) dan KLHK, memfasilitasi workshop perencanaan dan penganggaran responsif gender baik kepada organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah daerah dan pusat, serta menyusun panduan ToT perencanaan & penganggaran responsif gender (KPPPA-GIZ). Dalam pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim, Dati menjadi kontributor dalam kebijakan penanggulangan bencana yang responsif gender (BNPB), kesejahteraan dalam konteks bencana (DPP Fisipol UGM), dan penyusunan gender checklist (UNFPA-GWG). Dati juga memberikan layanan sebagai evaluator dan pembelajaran program bagi beberapa lembaga seperti Caritas Germany, Pusat Rehabilitasi Yakkum, Yayasan Perlindungan Insani Indonesia, AMAN Indonesia dan Oxfam. Dati juga telah menerbitkan buku, panduan dan working papers untuk tema-tema tersebut di atas.

Aminuatun Zubaedah
Anggota
Aminatun Zubaedah adalah Peneliti dan anggota SRI INSTITUTE. Amin yang merupakan lulusan Teknik Kimia UGM memiliki ketertarikan pada isu gender, disabilitas dan inklusi sosial. Sejak tahun 2004 Amin memiliki pengalaman dalam pengorganisasian masyarakat, terutama mendorong pelembagaan partisipasi perempuan dalam kebijakan publik. Amin menjadi program manager untuk program pemulihan ekonomi pelaku usaha mikro-kecil korban bencana, program pengurangan risiko bencana pada masyarakat dan sekolah. Sejak tahun 2010 Amin memfasilitasi pelatihan/workshop perencanaan dan penganggaran responsif gender (gender budgeting) kepada organisasi masyarakat sipil maupun pemerintah baik tingkat daerah maupun pusat. Amin juga banyak terlibat dalam proyek penelitian di isu gender dan perubahan iklim (FES Indonesia), inklusi sosial dan disabilitas (SAPDA,YAKKUM) berkontribusi pada penyusunan instrumen aksesibilitas pelayanan publik (ASB), kesejahteraan dalam konteks bencana (DPP Fisipol-UGM), penyusunan checklist gender dalam pengurangan risiko bencana (UNFPA-GWG), Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (UNDP), isu gender di sektor informal selama COVID-19 (FES Indonesia), program dan kebijakan ekonomi responsif gender (KPPPA), gender dalam rantai nilai komoditas (GIZ), analisis isu gender DIY dan evaluator program (Caritas Jerman dan Yayasan Proteksi Indonesia).

Mida Mardhiyyah
Anggota
Mida Mardhiyyah adalah Peneliti dan anggota SRI INSTITUTE. Mida merupakan lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah terlibat dalam bekerja dalam isu pemberdayaan perempuan sejak tahun 2010. Mida memiliki pengalaman pengelolaan pengetahuan dan media termasuk di dalamnya kampanye sosial lebih dari 5 tahun di organisasi perempuan ‘Aisyiyah dengan fokus isu pemberdayaan ekonomi perempuan, kesehatan reproduksi, kesetaraan gender dan isu jaminan persalinan. Mida telah terlibat dalam berbagai penelitian sejak tahun 2017 hingga sekarang, termasuk di dalamnya studi gender dan perubahan iklim dengan FES Indonesia dan Oxfam Indonesia, gender dan sektor informal masa pandemi COVID-19 dengan FES Indonesia, gender dan inklusi sosial dengan YAKKUM dan SAPDA, serta gender dan perhutanan sosial dengan MFP4. Mida beberapa kali terlibat dalam proyek konsultasi untuk isu gender dan anak untuk pemerintah, terutama dinas yang bekerja di isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.