Diskriminasi dan akses sumber daya yang terbatas menjadi bagian dari feminisasi pemiskinan, yang mewujud dalam problem kesejahteraan, kesehatan reproduksi, keterpinggiran dalam pengambilan keputusan, hingga persoalan kekerasan terhadap perempuan.
Karenanya, kemandirian ekonomi perempuan telah menjadi indikator penting yang berdampak langsung pembangunan manusia, di mana peningkatan akses ekonomi perempuan turut berkontribusi pada kesejahteraan negara. Studi McKinsey Global Institute menemukan bahwa pembangunan ekonomi yang sekaligus berupaya mengoreksi persoalan kesenjangan gender, akan berkontribusi dalam meningkatkan PDB global sebesar US 12 Triliun pada 2025, atau 11% lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pendekatan business as usual. Di Indonesia, perempuan memberikan kontribusi besar pada ekonomi negara baik di sektor usaha, kewirausahaan, tenaga kerja, hingga sektor pertanian. Perempuan mengisi rantai pasok hampir semua sektor ekonomi, bahkan termasuk di dalamnya -yang sering tidak terlihat dan tidak mendapatkan rekognisi, adalah kerja-kerja yang tidak dibayar.
Dalam studi dan program-program peningkatan kapasitas lembaga, SRI INSTITUTE mengelaborasi narasi lokal peluang dan tantangan serta upaya-upaya pemberdayaan ekonomi perempuan yang ada di Indonesia. SRI INSTITUTE juga berupaya mendorong adanya rekognisi atas kerja-kerja perempuan di sektor ekonomi, mendorong penguatan akses dan kontrol perempuan terhadap sumberdaya. Dengan begitu, perempuan berpartisipasi aktif dalam membentuk kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih inklusif.