Kepemimpinan perempuan di berbagai lapisan masih mengalami banyak tantangan yang bisa ditelusuri dari minimnya keterwakilan perempuan. Terutama pada posisi-posisi strategis yang bisa mempengaruhi perubahan kebijakan. Menjadi paradoks karena pada saat yang sama, data-data memperlihatkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama sebagai pemimpin serta agen perubahan. Tantangan kepemimpinan perempuan, terutama partisipasinya pada berbagai sektor kehidupan terjadi karena hambatan struktural akibat pandangan budaya, kehidupan sosial, serta kebijakan.
Studi ILO pada 2020 mencatat bahwa meningkatnya keragaman gender di tempat kerja, termasuk dalam pucuk pimpinan akan menciptakan keuntungan dan produktivitas. Saat menjadi pemimpin, perempuan menciptakan berbagai jenis keterampilan yang berbeda, memiliki perspektif yang imajinatif, dan yang paling penting secara struktur dan budaya mendorong terciptanya solusi yang efektif. Dalam studi dan program-program peningkatan kapasitas lembaga, SRI INSTITUTE mengelaborasi narasi lokal mengenai agensi dan kepemimpinan perempuan. Seperti apa agensi yang muncul di Indonesia, yang belum, sedang dan telah dipraktekkan, dan bisa berkontribusi pada berbagai perubahan. Program-program lembaga ditujukan untuk mendorong kapasitas, partisipasi dan kontrol perempuan dalam pengambilan keputusan dan mendorong adanya perubahan kebijakan pembangunan yang lebih inklusif.